Sunday, March 24, 2013

Semesta Bertasbih


Well,, guys. This is my own special story that i've made when i was in Junior Highschool. It looks childish but i proud of it! :D
FEEL FREE TO READ ^_^

illustrated picture


Di sebuah hutan, tinggalah sekelompok tupai yang hidup di pohon-pohon yang terdapat di hutan tersebut. Di sebuah pohon, tinggal keluarga topio. Topio adalah seekor tupai yang terkenal sangat nakal dan tidak berbhakti kepada orang tuanya. Lebih parah lagi, dia tidak percaya akan adanya Tuhan yang menciptakan seluruh alam dan seisinya. Ayahnya yang bernama Tapopi sering kali mengingatkan topio agar mengubah kelakuannya. Sampai ibunya yang bernama Pipi pernah marah dan memukul topio.
       
    Suatu hari Topio akan bertanding sepak bola tupai bersama kawan-kawannya. Sepak bola tupai ini sangat terkenal sebagai olahraga tupai paling bergengsi di dunia. Bola yang dipakai adalah buah kenari. Topi, salah satu teman Topio adalah jagonya sepak bola Tupai. Dia juga anak tupai yang rajin dan juga beriman. Beda sekali dengan Topio. Namun mereka berdua adalah sahabat sejati yang berteman sejak masih kecil. Pertandingan antar grup Topio dan Trapiopun dimulai. Waktu demi waktu berlalu. Grup Topi mengalahkan grup Trapio dengan skor 5-3. Ke 5 skor itu di cetak oleh Topi. Topio menggeram “Hhh...Apa-apaan ini !!! Seharusnya skor itu aku yang harus dapatkan !!! Topi, kenapa kamu begitu hah !!!” Topi yang kaget menjawab “Ada apa ini ? Bukankah tadi kamu sudah mendapatkan bola ? Tapi kamu selalu terpancing amarah hingga tidak konsentrasi ! Sadarilah, itu kesalahanmu sendiri !” Topi menasehati . “ Apa kamu bilang !” Duak ! Topio menghajar Topi dengan sangat keras. “Astaghfirullah...Apa yang kamu lakukan ? Aku ini temanmu Topio ! Istighfarlah ! Setan sedang menguji amarahmu !” Kata Topi. “Apa itu istighfar ?! Hari gini masih percaya kamu dengan yang begituan ?! Dasar per***** dengan hal itu !” Kata Topio. “Masya Allah...Apa yang kamu katakan ? Apa kamu sudah gila ? Cepat istighfar, sebelum semua terlambat !” Topi menasehati dia sekali lagi. “Ah ! Berisik ! Lebih baik aku pulang saja !” Kata Topio sembari memanjat pohon dan pulang ke rumahnya.
      Keanehan terjadi pada rumah Topio. Pintu rumahnya hilang seakan ditelan bumi. “Apa yang terjadi ? Apa aku salah pohon ya ? Tidak, disitu tertulis rumah bapak Tapopi. Tidak salah lagi ! Ini rumahku. Apa yang terjadi dengan rumahku ? Bagaimana aku bisa masuk sementara pintunya tidak ada ?” Kata Topio heran.  “Huah.....Ahh...Lebih baik aku tidur di dahan pohon saja. Lagi pula aku sudah ngantuk !” Lanjutnya.
      Sementara itu, malampun datang. Topio tinggal sendiri. Sedangkan tupai yang lain pulang ke rumah masing-masing. Malam semakin larut, tepat pukul 12.00, Topio terbangun dari tidurnya. “Hah ? Sudah malam ? Aduh, aku harus pulang sekarang !” Kata Topio. Saat turun dari dahan pohon tersebut. Datang angin yang sangat besar disertai hujan lebat. “Apa-apaan ini ?! Tidak ada tanda akan turunnya badai baunnyapun tak tercium oleh hidungku ! Tiba-tiba, badai ini datang sendiri !” Kata Topio heran. “Ah..!!! Aku tidak bisa bergerak ! Angin ini sangat kencang ! Kalau begini, aku bisa mati ! Ayah ! Ibu ! Topi ! Dimana kalian ?!” Teriak Topio. Anehnya angin itu tidak membuat satu tupaipun panik. Suasana begitu hening. Seperti hanya Topio sendiri saja. “Ah...Anginnya semakin kencang ! Toolooongg ! Tolong aku !” Teriak Topio ketakutan dan akhirnya menangis. Dalam tangisannya itu. Dia mendengar pohon, batu, bunga bertasbih “Subhanallah...Maha Suci Allah...Allahuakbar...Allah Maha Besar...Lailahailallah...Tiada tuhan selain Allah”. Mendengar hal itu, tubuh Topio bergetar san akhirnya dia sadar akan semua kesalahnnya. “Ya Allah Tuhan semesta alam...Ampunilah dosa hamba ya allah ! Hamba mohon ampun ! Hamba memang bersalah dan pantas di laknat oleh-Mu ya Allah! Ampun !” Teriak Topio memohon ampun dengan menangis.
                Tiba-tiba hujan badai itu hilang. “Allahuakbar...!!! Alhamdulillah...Terimakasih ya Allah ! Hamba berjanji akan menjadi seorang anak tupai yang baik ! Hamba berjanji !” Kata Topio. Tiba-tiba gelap. Topio terbangun dari mimpinya dan beranjak  dari tidurnya sambil berkata“Astaghfirullah hal’adzim !!!”. “Hah ?! Ternyata mimpi. Ayah...Ibu....!!!” Topi berteriak. “Ada apa anakku ?! Kenapa kamu berkeringat ?” Kata ayah Topio. “Ayah..Ibu...Ampunilah anak kalian ini. Topio sangat merasa bersalah !” Kata Topio. “Ada apa ini Topio ?” Tanya ibunya. “Aku bermimpi kalau aku diserang badai. Hanya aku sendiri. Tapi, tiba-tiba aku mendengar seisi alam bertasbih, bu !” Kata Topio. “Subhanallah..Ternyata kamu telah diingatkan oleh Allah SWT nak. Tuhan yang telah menciptakan kita. Kamu harus bersyukur telah diingatka dan mohon ampun kepada-Nya wahai anakku” Kata Ayah Topio. “Iya ayah...Ibu...Topio mohon maaf atas kelakuan Topio selama ini” Kata Topio sambil menangis. “Iya..Kami memaafkanmu anakku” Kata ibu Topio.
                Setelah kejadian itu, sekarang Topio menjadi anak yang rajin, sholeh, baik, dan pintar. Tidak lupa dia meminta maaf kepada semua Tupai yang pernah dia buat celaka. Terutama Topi. Singkat cerita, mereka hidup rukun dan menjadi sahabat hingga tua. Hingga anak cucu mereka lahir. Dan selama itu, seluruh alam semesta ini selalu memanjatkan doa dan selalu bertasbih. Sehingga alam semesta ini damai sampai Yaumul Akhir kelak.
Categories:

0 comments:

Post a Comment